Puisi sebagai salah satu karya seni sastra dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya. Puisi dapat dikaji struktur dan unsur-unsurnya, mengingat bahwa puisi itu adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya (Riffaterre, 1978:1). Orang tidak akan dapat memahami puisi secara sepenuhnya tanpa mengetahui dan menyadari bahwa puisi itu karya estetis yang bermakna dan mempunyai arti.
Menurut Altenbernd (1970:2) puisi adalah pendramaan pengamalan yang bersifat penafsiran dalam bahasa berirama. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi adalah kata-kata terindah dalam susunan terindah. Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan yang imajinati, yaitu perasaan yang diangankan.
Unsur terbentuknya puisi dari pemikiran, ide, atau emosi, bentuk dan kesannya. Puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama.
Puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna majas. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Puisi sebagai karya seni itu puitis. Kata puitis sudah mengandung nilai keindahan yang khusus untuk puisi. Sesuatu yang dikatakan puitis bila hal itu membangkitkan perasaan, menarik perhatian, menimbulkan keharuan. Kepuitisan itu dapat dicapai dengan bermacam-macam cara, misalnya dengan bentuk visual: tipografi, susunan bait; dengan bunyi: persajakan, asonansi, aliterasi, kiasan bunyi, lambing rasa, dan orkestrasi.
Tematik Hal yang diperlukan untuk menyusun tematik dalam hal puisi adalah menggambarkan wajah si juru bicara yang disuarakan oleh ungkapan bahasa yang bersifat monolog. Selain itu adalah pendengar serta hubungan antara juru bicara dengan penengar yang dilukiskan atau disarankan. Kategori lain yang penting untuk menyusun tematik ialah waktu dan ruang. Tema berhubungan dengan arti karya sastra, sedangkan amanat berhubungan dengan makna karya sastra. Tema bersifat lugas, obyektif, dan khusus. Sedangkan amanat bersifat kias, subyektif, dan umum. Dalam penyusunannya unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus, diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.
Hakikat adalah unsur hakiki yang menjiwai puisi, sedangkan medium bagaimana hakikat itu diungkapkan disebut metode puisi. Tipografi puisi ini kira perlu dimasukkan dalam unsur puisi mkarena penyair mempunyai maksud tertentu dalam memilih topografi puisinya. Unsur-unsur puisi tidaklah berdiri sendiri-sendiri tetapi merupakan sebuah struktur. Seluruh unsur merupakan kesatuan dan unsur yang satu dengan yang lainnya.
Sementara inti puisi adalah satu daya atau kemampuan melihat sesuatu kebenaran atau kenyataan tanpa pengalaman langsung atau dibantu oleh satu proses logika.
Puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna majas. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Puisi sebagai karya seni itu puitis. Kata puitis sudah mengandung nilai keindahan yang khusus untuk puisi. Sesuatu yang dikatakan puitis bila hal itu membangkitkan perasaan, menarik perhatian, menimbulkan keharuan. Kepuitisan itu dapat dicapai dengan bermacam-macam cara, misalnya dengan bentuk visual: tipografi, susunan bait; dengan bunyi: persajakan, asonansi, aliterasi, kiasan bunyi, lambing rasa, dan orkestrasi.
Tematik Hal yang diperlukan untuk menyusun tematik dalam hal puisi adalah menggambarkan wajah si juru bicara yang disuarakan oleh ungkapan bahasa yang bersifat monolog. Selain itu adalah pendengar serta hubungan antara juru bicara dengan penengar yang dilukiskan atau disarankan. Kategori lain yang penting untuk menyusun tematik ialah waktu dan ruang. Tema berhubungan dengan arti karya sastra, sedangkan amanat berhubungan dengan makna karya sastra. Tema bersifat lugas, obyektif, dan khusus. Sedangkan amanat bersifat kias, subyektif, dan umum. Dalam penyusunannya unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus, diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.
Hakikat adalah unsur hakiki yang menjiwai puisi, sedangkan medium bagaimana hakikat itu diungkapkan disebut metode puisi. Tipografi puisi ini kira perlu dimasukkan dalam unsur puisi mkarena penyair mempunyai maksud tertentu dalam memilih topografi puisinya. Unsur-unsur puisi tidaklah berdiri sendiri-sendiri tetapi merupakan sebuah struktur. Seluruh unsur merupakan kesatuan dan unsur yang satu dengan yang lainnya.
Sementara inti puisi adalah satu daya atau kemampuan melihat sesuatu kebenaran atau kenyataan tanpa pengalaman langsung atau dibantu oleh satu proses logika.
0 komentar:
Posting Komentar